KUDUS - Kesiapan Rutan Kelas IIB Kudus dalam menghadapi segala potensi krisis semakin kokoh. Jumat, 31 Oktober 2025, menjadi saksi bisu gelaran virtual sosialisasi Pedoman Manajemen Komunikasi Krisis Pemasyarakatan Terintegrasi Tahun 2025. Acara yang dimulai pukul 13.30 WIB ini dihadiri oleh Kepala Subsi Pelayanan Tahanan, Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan (KPR), serta seluruh staf Rutan Kelas IIB Kudus secara daring.
Tujuan utama dari sosialisasi ini adalah untuk menanamkan pemahaman mendalam kepada seluruh jajaran Pemasyarakatan mengenai esensi pengelolaan komunikasi krisis yang harus bergerak cepat, tepat, dan terintegrasi. Pedoman ini hadir sebagai kompas resmi, membimbing setiap langkah dalam menghadapi situasi genting yang berpotensi mengusik citra dan reputasi institusi.
Materi yang disajikan menekankan betapa krusialnya pembentukan tim komunikasi krisis yang solid, perancangan strategi komunikasi yang terpadu, serta pentingnya koordinasi lintas instansi dalam menghadapi situasi darurat. Lebih dari itu, pedoman ini juga menggarisbawahi urgensi deteksi dini dan mitigasi risiko, serta bagaimana memanfaatkan kekuatan media konvensional dan digital untuk menyebarkan informasi yang akurat, penuh empati, dan dapat dipercaya oleh publik.
Pengalaman nyata dari Lapas Cipinang dalam penanganan krisis komunikasi pun turut dibagikan. Tantangan seperti kerusuhan, upaya pelarian narapidana, hingga gempuran opini publik negatif dihadirkan sebagai gambaran konkret. Dalam paparannya, ditekankan bahwa kesiapsiagaan komunikasi, pelatihan juru bicara yang mumpuni, serta jalinan kerja sama erat dengan media kredibel dan tokoh masyarakat adalah kunci utama dalam membangun kembali dan mempertahankan kepercayaan publik terhadap lembaga Pemasyarakatan.
Lebih menarik lagi, dokumen kerja sama antara Lapas Cipinang dan PWI Institute membuka wawasan baru tentang peran jurnalisme data berbasis kecerdasan buatan (AI). Pendekatan ini diharapkan mampu menghasilkan pemberitaan yang tidak hanya netral dan faktual, tetapi juga menjunjung tinggi etika jurnalistik. Dengan demikian, diharapkan dapat mendukung proses pengambilan kebijakan publik yang lebih transparan melalui pemanfaatan data terbuka dan analisis berbasis fakta, sekaligus memperkuat integritas media dan kepercayaan masyarakat.
Secara keseluruhan, melalui sosialisasi virtual ini, Rutan Kudus menegaskan komitmennya. Pengelolaan komunikasi krisis yang profesional, didukung oleh kekuatan jurnalisme data yang akurat dan etis, adalah fondasi utama dalam merajut citra positif dan memupuk kepercayaan masyarakat terhadap institusi Pemasyarakatan. Ini bukan sekadar tugas, ini adalah panggilan untuk menjaga amanah dan integritas.

David Fernanda Putra